Kamis, 05 November 2009

sumpah pemuda

Tanggal 28 Oktober, 77 tahun yang lalu, merupakan salah satu hari bersejarah di Indonesia. Mengapa disebut hari sumpah pemuda? Jawabannya karena pada tanggal 28 Oktober 1928, perwakilan pemuda dari pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi dan pulau lainnya berkumpul dalam sebuah kongres pemuda ke-2. dan menghasilkan beberapa sumpah dari kongres itu, di antaranya bersumpah bertanah air satu, tanah air Indonesia. Makanya hari tersebut disebut hari 'Sumpah Pemuda'. Isi sumpah lainnya adalah 'berbahasa satu, bahasa Indonesia'. Pada saat kongres tersebut hanya sedikit para pemuda tersebut lancar berbahasa Indonesia, yang paling fasih saat itu hanyalah Muhammad Yamin. Karena sangat pentingnya hari tersebut, dibuatlah satu museum yang dikenal dengan nama museum sumpah pemuda. Nah, berikut sedikit gambaran tentang museum sumpah pemuda. Beberapa pemuda dan mahasiswa berkumpul di satu ruangan. Enam orang duduk di belakang meja yang beralaskan kain warna hijau. Di sebelahnya seorang lagi menggesekkan biolanya. Dan sejarah mengabadikan peristiwa penting ini. Sumpah Pemuda diikrarkan, lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Itulah diorama suasana Kongres Pemuda II yang berada di Ruang Kongres, satu diantara ruang di dalam Museum Sumpah Pemuda. Ruang ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Seiring dengan ikrar Sumpah Pemuda yang berkumandang untuk bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu: Indonesia, tampillah WR Supratman melantunkan lagu Indonesia Raya. Hasil kongres terpampang di dinding dalam ukuran besar. Gedung yang resmi menjadi Museum Sumpah Pemuda sejak 1974 ini dulu adalah Gedung Kramat 106. Menurut sejarahnya, awalnya Gedung Kramat 106 milik Sio Kong Liong. Periode 1908-1934 gedung tersebut disewa oleh mahasiswa STOVIA yang tergabung dalam Indonesische Clubgebouw dan digunakan sebagai tempat berbagai aktivitas. Sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, tercatat di sini lahir organisasi-organisasi kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Selebes, Jong Islamieten, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, suasana diskusi dan pertemuan-pertemuan dilakukan untuk membahas berbagai permasalahan, baik politik, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Dari rutinitas para mahasiswa dan pemuda inilah yang kemudian menumbuhkan benih-benih semangat untuk bersatu dengan meninggalkan paham kedaerahan. Puncaknya tertuang dalam keputusan Kongres Pemuda II yang berlangsung di Gedung Kramat 106 pada 27-28 Oktober 1928. Keputusan Kongres Pemuda itu dikenal dengan Sumpah Pemuda. Gedung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar