ASTRONOMI VS ASTROLOGI
Astrologi berasal dari kata Yunani yang berarti ilmu tentang bintang-bintang. Ilmu ini awalnya digunakan oleh bangsa Kaldea yang hidup di Babilonia pada permulaan tahun 3000 SM (Sebelum Masehi). Jika kita mendasari pada peninggalan artefak-artefak kuno, astrologi telah dikenal lebih tua lagi yaitu sekitar tahun 15.000 SM. Artefak-artefak ini banyak ditemukan di daerah Timur Tengah. Bangsa Cina di Asia kemudian mengadopsi ilmu ini untuk digunakan dalam kesehariannya. Astrologi mendasari ilmunya pada pergerakan benda-benda langit antara lain matahari, planet-planet, bintang, dan bulan. Para astrolog percaya bahwa posisi benda-benda langit ini berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut.
Astronomi merupakan ilmu peramalan juga namun yang diramal berbeda dengan peramalan astrologi. Penemuan empat satelit Jupiter oleh Galileo Galilei dengan menggunakan teropongnya membawa umat manusia kepada pemahaman baru terhadap objek langit. Pemanfaatan hukum fisika untuk menjelaskan pergerakan benda langit pada era Issac Newton dengan Hukum Gravitasi Newton-nya semakin menegaskan perbedaan antara astronomi dengan astrologi. Astronomi tidak menghubungkan pergerakan benda-benda langit terhadap kehidupan manusia. Astronomi merupakan ilmu sains yang mempelajari, memahami, dan meramalkan peristiwa alam yang terjadi di alam semesta.
Cakupannya tidak hanya matahari, bintang, bulan, dan planet saja tetapi meluas sampai ke galaksi lain atau bahkan kembali ke masa silam, suatu masa di mana alam semesta ini baru terbentuk. Meramalkan dalam kaitannya dengan astronomi lebih dimaksudkan pada upaya untuk memahami bagaimana suatu evolusi ataupun pergerakan benda langit dapat terjadi. Misalnya dalam memprediksi bagaimana kemungkinan sebuah asteroid menabrak Bumi, ataupun berapa lama lagi Matahari akan habis bahan bakarnya dan bagaimana Matahari, bintang terdekat dari Bumi, mengakhiri "kehidupnya". Di sinilah letak perbedaan antara astronomi dan astrologi. Astronomi mendasarkan ilmunya pada metode ilmiah.
Para astronom ini mencoba memahami dunia di luar Bumi dengan melandaskan pekerjaannya pada observasi atau pengamatan. Pemahaman di luar Bumi ini didekati dengan pemodelan-pemodelan yang sifatnya ilmiah dengan bahasa yang digunakan untuk memahaminya adalah matematika, kimia, dan fisika. Perlu ditekankan di sini bahwa para astronom tidak pernah bisa mengutak-atik objek yang ditelitinya, berbeda dengan fisikawan yang dapat melakukan percobaan di laboratorium. Laboratorium para astronom adalah alam semesta dan hebatnya, data yang diberikan semuanya gratis.
Informasi dari langit yang didapat oleh para astronom hanyalah berupa cahaya atau lebih tepatnya berupa gelombang elektromagnetik. Dari seberkas cahaya masa lalu ini para astronom akan menafsirkan apa yang terjadi pada objek langit tersebut dengan pendekatan fisika dan matematika yang kita pahami di Bumi. Hal pokok yang dipegang para astronom adalah prinsip-prinsip dan hukum-hukum fisika berlaku sama di seluruh alam semesta.
SEKIAAAAAAAAAAAAAAAN YAECHHHHHHHHH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar